Minggu, 21 Agustus 2011

Puasa dan Kesehatan Jiwa


”Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS 2: 184)
Ayat di atas jelas mengajak kita untuk merenung dan berpikir mengapa ibadah puasa baik bagi kita? Menjalankan ibadah puasa bukan sekadar melaksanakan kewajiban kita terhadap perintah Allah SWT. Lebih dari itu, menjalankan ibadah puasa juga membawa implikasi besar bagi sisi kejiwaan sang pelaku.
Alan Cott dalam buku berjudul Fasting as a Way of Life dan Fasting the Ultimate Diet mengatakan bahwa gangguan kejiwaaan seperti susah tidur, cemas yang berlebihan, gelisah dan resah tanpa alasan, dapat direduksi dengan melakukan terapi puasa. Hal ini ia buktikan melalui sebuah penelitian di Rumah Sakit Grace Square, New York, Amerika Serikat.
Jauh sebelumnya, Rasulullah sendiri menyatakan bahwa puasa itu menyehatkan; “berpuasalah, niscaya kamu akan sehat (shumu tashihhu). Hasil penelitian Alan Cott tersebut menjadi landasan ilmiah atas sabda Rasulullah beberapa abad sebelumnya. Bahkan dalam tradisi kedokteran puasa menjadi salah satu sarana dalam proses pengobatan pasien.
Sayangnya, sebagian besar dari kita belum memahami arti hakiki ibadah puasa tersebut. Kita seringkali mengartikan ibadah puasa sebatas pada menahan rasa lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Jika kita telaah lebih dalam inti dari puasa adalah pengendalian diri. Mampu mengendalikan diri merupakan ciri utama dari orang yang memiliki jiwa sehat. Rasulullah Saw bersabda, ”Puasa itu bukanlah sekadar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi sesungguhnya puasa itu ialah mencegah diri dari segala perbuatan yang sia-sia serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang kotor dan keji.” (HR Al Hakim)
Hadis di atas hendak menegaskan bahwa jika dilakukan dengan sungguh-sungguh ibadah puasa akan dapat mencegah seseorang untuk melakukan perbuatan keji dan mungkar. Puasa menjadi ajang latihan jiwa agar semakin matang dan tegar dalam menghadapi berbagai kendala, godaan, dan tantangan kehidupan yang tidak jarang mengantarkan hidup seseorang pada jurang kehinaan. Dengan menjadikan ibadah puasa sebagai sarana latihan pengendalian diri seyogyanya kita dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita agar memiliki kekuatan untuk melawan berbagai godaan hawa nafsu yang bukan tidak mungkin dapat berujung pada perbuatan keji dan mungkar.
Dengan berpuasa orang akan terbebas dari beban rasa bersalah dan berdosa karena perbuatan di masa lalu sebagaimana hadis Rasulullah Saw, ”Barang siapa yang telah menjalankan ibadah puasa dengan sempurna serta ikhlas karena Allah semata, maka Allah mengampuni dosa-dosa tahun sebelumnya.” (HR Bukhari Muslim)
Rasa bersalah dan berdosa merupakan beban mental yang tidak baik bagi kesehatan jiwa, karena dapat membawa manusia jatuh pada keadaan stres, cemas, depresi, dan gangguan-gangguan jiwa lain. Selain itu, ibadah puasa melatih diri kita untuk tidak memenuhi kebutuhan pokok jasmani pada waktu yang biasa. Tentu bukan perkara mudah untuk melakukan hal itu. Namun, ketidakmudahan ini akan melatih kita untuk lebih tegar dalam menghadapi persoalan hidup. Ketika kita mampu mengatasi berbagai desakan kebutuhan pokok jasmani, maka secara perlahan-lahan persoalan kebutuhan jiwa akan dapat kita kendalikan pula dengan baik. Singkat kata, ibadah puasa dapat menjadi sarana detoksifikasi jiwa.
Betapa agungnya engkau wahai bulan Ramadhan yang di dalamnya terkandung kewajiban puasa! Jika seluruh penduduk bumi mampu mengenalmu dengan sebenar-benarnya, mungkin mereka akan menyebutmu sebagai bulan revolusi jiwa.***
Sumber : Kompasiana

Selasa, 09 Agustus 2011

Tips Makan Sehat Saat Lebaran

Setelah menjalankan puasa selama sebulan penuh, kini saatnya umat muslim merayakan hari kemenangan. Hari raya lebaran biasanya identik dengan makanan-makanan yang bersantan dan berlemak yang bisa memicu penyakit tertentu. Bagaimana agar bisa tetap sehat selama merayakan hari kemenangan?

Pada saat lebaran masyarakat banyak makanan seperti opor ayam, rendang, gulai, sambal goreng ati dan makanan berlemak lainnya. Makanan tersebut biasanya mengandung kolesterol yang tinggi. Untuk itu sangat penting mangatur pola makannya, agar tidak mengganggu perayaan kemenangan lebaran.

Masyarakat harus tahu apakah asupan makannya sudah seimbang atau belum. Dengan komposisi karbohidrat sekitar 55 sampai 65 persen dari asupan kalori total, asupan lemak sekitar kurang dari 30 persen dari asupan kalori total dan asupan protein sekitar 10 sampai 20 persen dari asupan kalori total.

Berikut beberapa tips agar tetap sehat saat mengonsumsi makanan lebaran:
  1. Makan tetap teratur jadwalnya serta selalu tidak mengambil porsi yang terlalu besar setiap kali makan. Jadwalnya makan pagi sesudah shalat, selingan pagi, makan siang, selingan sore dan makan malam. Semuanya dengan porsi seperti hari-hari biasa.
  2. Konsumsi makanan dengan komposisi zat gizi yang seimbang, yaitu lebih banyak sumber karbohidrat kompleks (nasi atau ketupat), sedikit lemak dan protein (opor, gulai) serta sedikit sekali gula, minyak dan garam termasuk kue-kue yang manis.
  3. Setiap kali makan harus terdiri dari berbagai jenis makanan termasuk sayur dan buah. Dan jangan setiap kali makan hanya mengambil makanan yang disukai saja atau yang enak rasanya.
  4. Selalu ingat bahwa makanan yang kaya kandungan lemak akan memberikan asupan kalori yang paling besar.

Untuk mengurangi efek terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, usahakan mengurangi makanan yang manis-manis ataupun gorengan dan sebaiknya lebih memilih sayur dan buah saja,

Jadi, makanan berlemak dan bersantan bukan menjadi halangan dalam merayakan hari kemenangan asalkan porsinya tidak berlebihan. Dan Anda tetap sehat untuk bisa bersilaturahmi ke rumah sanak saudara.    

Kamis, 04 Agustus 2011

SAATNYA LAWAN HEPATITIS

Lebih dari 2 milyar penduduk dunia terinfeksi virus Hepatitis B dan 400 juta orang diantaranya menjadi pengidap kronis. Jumlah penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan mencapai 170 juta orang. Sementara hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan dari 10.391 serum yang diperiksa, prevalensi HBsAg positif 9.4% yang berarti diantara 10 penduduk di Indonesia terdapat seorang penderita.

Demikian sambutan Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH saat membuka Seminar Hepatitis di Kantor Kemkes, Jakarta (28/07). Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia tahun 2011 yang bertema ”Saatnya Lawan Hepatitis” dengan subtema ”Ketahui, Cegah dan Obati - Hepatitis penyebab kanker hati, dapat menyerang siapa saja”. Tema dan sub tema ini relevan dengan fokus Pembangunan Kesehatan periode 2010 – 2014 antara lain menitik-beratkan pada upaya meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan menurunkan angka  kesakitan dan kematian akibat penyakit menular.  

Menkes menegaskan, Hepatitis merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Sejak tahun 1997, imunisasi Hepatitis B mulai dilakukan di Indonesia mencakup pemberian imunisasi pada bayi baru lahir atau birth dose menggunakan prefilled injection device.

Menurut Menkes, imunisasi Hepatitis B merupakan awal dimulainya upaya pengendalian Hepatitis di Indonesia. Selain imunisasi, peningkatan upaya pengendalian tersebut juga dilakukan dengan berbagai cara yaitu: Promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); Penapisan darah donor oleh Palang Merah Indonesia (PMI); dan Pengembangan jejaring surveilans epidemiologi Hepatitis. Di samping itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap upaya-upaya inovatif seperti imunisasi pada remaja dan dewasa, deteksi dini, dan pengobatan untuk mencegah sirosis hepatis serta kanker hati.

”Keberhasilan Pengendalian Hepatitis sangat ditentukan oleh dukungan semua pihak, meliputi dukungan jajaran lintas sektor pemerintah di pusat dan daerah, organisasi kemasyarakatan, serta dukungan seluruh lapisan masyarakat, termasuk kepedulian masyarakat tentang cara pencegahan, penularan, serta bahaya penyakit Hepatitis yang harus ditingkatkan”, tegas Menkes.

Seminar dihadiri pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemkes, Kemdagri, Kemhub, Kemnakertrans, Kembudpar, Kemdiknas, Kemenag, serta Kementerian PP & PA, Direktur RS, akademisi, organisasi profesi, dan LSM.

Sejumlah topik yang disampaikan dalam seminar diantaranya Pengembangan Program Pengendalian Hepatitis di Indonesia oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Prof.dr. Tjandra Yoga Aditama, Penemuan kasus secara dini dengan skrining oleh dr. Rino A.Gani, SpPD-KGEH, FINASIM

Sejak tahun 2010 Hari Hepatitis Sedunia diperingati setiap tanggal 28 Juli. Tanggal ini merupakan tanggal kelahiran Dr. Baruch S. Blumberg yang menemukan virus Hepatitis B (1965) dan mengembangkan vaksin Hepatitis B serta mendapatkan hadiah Nobel untuk penemuannya tersebut (1976).

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021)52960661, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567, atau alamat e-mail kontak@depkes.go.id,

Selasa, 02 Agustus 2011

Langsing Sehat Berkat Puasa

Puasa juga bermanfaat menurunkan kolesterol, tekanan darah tinggi, dan membuang racun.

Puasa adalah ibadah yang menyenangkan bagi wanita. Dengan berpuasa, tubuh dapat terlihat lebih langsing. Ibadah jalan, tubuh pun lebih ampuh membuang lemak-lemak menumpuk.

Tak hanya bisa membuat tubuh lebih langsing, puasa juga bermanfaat untuk menurunkan kolesterol, menurunkan tekanan darah tinggi, dan mencegah gangguan lain di dalam tubuh.

Bahkan, berfungsi sebagai detoksifikasi karena saat puasa sistem pencernaan istirahat sehingga tubuh dapat melakukan pembersihan racun yang menumpuk.

Namun, semua itu harus dilakukan dengan puasa yang benar. Berikut tips mengatur pola makan untuk puasa yang baik
selama bulan Ramadan:

1. Atur pola makanSelalu konsumsi makanan bergizi baik pada saat sahur dan berbuka. Konsumsilah makanan-makanan yang bergizi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Untuk menghindari kelaparan, konsumsilah makanan yang kaya akan serat seperti sayuran dan buah. Hindari balas dendam makan tanpa aturan saat buka puasa.

2. Atur ritme dietPerubahan waktu makan adalah isu terpenting ketika puasa. Biasanya, kita dapat makan sebanyak tiga kali sehari. Ketika Ramadan, kita hanya dapat menyantap makanan pada sahur dan berbuka dengan rentang waktu sekitar 14 jam. Dalam rentang waktu tersebut, asupan makanan dan cairan pun terbatas.

Pada saat berbuka, biasanya kita akan dengan mudah kenyang hanya dengan minum banyak air. Kita pun harus membuat jeda untuk makanan berat, karena itu ada tajilan untuk mengganjal lapar. Sementara saat sahur, jagalah asupan nutrisi dan cairan pada tubuh agar tetap fit dan kuat menjalankan puasa sehari penuh.

3. Tetap olahraga
Untuk mendukung program diet Anda selama puasa, jangan lupa untuk melakukan olahraga. Waktu yang tepat untuk melakukannya adalah 1-2 jam sebelum berbuka. Hindari olahraga yang terlalu berat. Mungkin Anda bisa melakukan jalan santai di sekitar lingkungan rumah.

4. Jangan tidur setelah sahurTubuh membutuhkan waktu untuk mencerna makanan yang kita santap pada saat sahur. Setidaknya beri jeda 30 menit bagi tubuh setelah makan. Tidur setelah sahur tidak dianjurkan karena akan mengganggu proses metebolisme tubuh.

5. Jauhi minuman dingin dan berkadar gula tinggiKetika berbuka, hindari minuman dingin dan berkadar gula tinggi. Biasakan untuk berbuka dengan air hangat. Air yang dingin hanya akan membuat perut kembung karena asam lambung dalam tubuh akan meningkat.

Hindari juga minuman yang terlampau manis karena memicu produksi insulin berlebih. Sebagai penggantinya Anda dapat mengonsumsi air kelapa tanpa pemanis karena kadar gula di dalamnya dapat meningkatkan gula darah dengan cepat tanpa merangsang produksi insulin.

6. Jangan makan besar saat berbuka Berbukalah dengan makanan ringan sehingga lambung tidak kaget. Jika Anda langsung berbuka dengan makanan berat, pencernaan Anda akan kaget karena harus langsung bekerja mencerna makanan setelah sebelumnya beristirahat bekerja sepanjang hari. Biasakan juga mengunyah makanan dengan baik karena dapat meringankan kerja pencernaan. (umi)

 

5 Bahan Alami Pengontrol Gula Darah

Mulai pare, lidah buaya, hingga daun mangga. Simak cara membuatnya!

Menjaga kadar gula darah agar tetap stabil bagi sebagian orang adalah hal sulit. Terutama, bagi mereka yang mengalami penyakit diabetes. Demi mengontrol gula darah, mengonsumsi obat adalah hal yang biasa dilakukan.

Sebenarnya ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Yaitu mengonsumsi makanan berikut, yang diketahui dapat menurunkan kadar gula dalam darah, seperti dilansir dari Idiva.com.

1. Pare

"Jika Anda mengalami diabetes tipe 2, Anda harus minum jus pare setiap hari. Mengonsumsi buah pahit ini dapat mengurangi kadar gula dalam darah. "Baiknya diminum pagi hari," kata dr T Devarajan dari rumah sakit Apollo, di Chennai, India.

2. Fenugreek
Dibandingkan pare, rasa pahit fenugreek memang lebih rendah. Tetapi memiliki efek sama sebagai penurun kadar gula dalam darah. Anda bisa menambahkan daun atau biji fenugreek dalam masakan.

Bisa juga meminum air bekas rendamannya. "Dianjurkan merendam satu sendok teh biji fenugreek dalam segelas air selama semalam. Saring, lalu minum airnya pada pagi hari," kata dr Deepali Shastri, ahli pengobatan Ayurveda asal Mumbai.

3. Aloe Vera
Gel tanaman yang populer dengan sebutan lidah buaya ini sudah lama diandalkan sebagai obat diabetes. "Campur setengah sendok teh daun salam yang telah dihancurkan, setengah sendok teh kunyit bubuk dan satu sendok teh alovera," kata dr Deepali.

Aduk campuran itu hingga rata dan konsumsi saat makan siang dan makan malam untuk membantu mengontrol gula darah.

4. Daun basil
"Ambil segenggam daun basil, lalu hancurkan. Campur daun yang telah dihancurkan dengan segelas air. Saring, lalu minum pada pagi hari," kata dr Deepali.

5. Daun mangga

Daun mangga juga bermanfaat untuk mengontrol kadar gula dalam darah. Siapkan tiga hingga empat lembar daun mangga yang sudah dibersihkan. Diamkan selama satu malam dalam rendaman air, dan minum esok harinya.

5 Buah Penangkal Dehidrasi

Dehidrasi bisa dicegah dengan mengonsumsi buah dengan kandungan air tinggi.

Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami orang berpuasa adalah dehidrasi. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya memenuhi asupan cairan baik saat berbuka puasa maupun sahur. Untuk mencegahnya, Anda memang harus memperbanyak konsumsi cairan.

Bukan hanya dengan minum air putih, Anda juga bisa mengonsumsi buah yang mengandung banyak air. Sertakan saja lima buah berikut dalam menu sahur dan berbuka, agar Anda terhindar dari dehidrasi.

1. Semangka

Seperti dilansir Shape, penelitian yang dilakukan pada 2009 oleh tim dari University of Aberdeen Medical School menemukan bahwa kombinasi garam, mineral dan gula alami pada sayur dan buah dapat memenuhi cairan tubuh. Bahkan, lebih efektif daripada minum air putih atau sports drink.
Semangka berada di peringkat pertama, karena kandungan airnya mencapai 92 persen. Selain itu juga mengandung kalsium, magnesium potasium dan sodium, mineral penting bagi tubuh.

2. Paprika
Untuk buah yang satu ini, Anda bisa menjadikannya jus atau campuran masakan. Kandungan airnya mendekati semangka, yaitu 90 persen. Nutrisinya juga tidak kalah, karena mengandung vitamin C, thiamin, vitamin B6, beta karoten, dan asam folat.

3. Grapefruit
Menurut penelitian yang dilakukan tim dari Scripps Clinic di California, kandung zat kimia alami yang terdapat pada grapefruit dapat menurunkan level insulin dan mengontrol hasrat makan. Kandungan airnya juga sangat tinggi. Anda bisa menambahkan irisan grapefruit pada air putih atau menikmatinya dalam bentuk jus. 

4. Terong
Kandungan serat dan air pada terong sangat tinggi, tetapi kalorinya rendah. Ada keuntungan lain yang bisa didapatkan jika Anda mengonsumsi terong, yaitu tubuh lebih langsing karena bisa membantu menurunkan berat badan.

5. Kiwi

Kesegaran kiwi memang bisa langsung meredakan dahaga, apalagi dinikmati dalam keadaan dingin. Kandungan air dalam buah kiwi juga tinggi. Vitamin C pada kiwi lebih banyak 20 persen dibandingkan jeruk dan kandungan kalorinya  hanya 56 kalori.