Senin, 20 September 2010

Benarkah Susu Bikin Langsing?

Minum susu setidaknya 2 gelas sehari bisa kurangi berat badan hingga 12 kg selama setahun.
Anggapan susu bisa bikin berat badan melambung ternyata tidak sepenuhnya benar. Penelitian terbaru yang dilakukan American Journal of Clinical Nutrition mengungkapkan, mengonsumsi susu secara teratur justru bisa membantu program penurunan berat badan.

Hasil penelitian menyatakan, susu yang bebas lemak serta tinggi kalsium dan vitamin D dapat mengurangi bobot tubuh, terutama bagi Anda yang mengidap kelebihan berat badan (overweight), seperti dikutip dari laman Aol.com.

Pengujian yang dilakukan selama dua tahun tersebut juga menemukan fakta peminum susu memiliki keuntungan kesehatan yang lebih daripada orang yang jarang minum susu. Dalam penelitian ini, lebih dari 300 orang usia antara 40-65 tahun dengan kelebihan berat badan berpartisipasi.

Hasilnya, responden yang minum susu setidaknya dua gelas sehari bisa kehilangan rata-rata 12 kg selama setahun dibandingkan dari responden yang jarang minum susu atau tidak minum susu sama sekali. Setiap tambahan 6 ons susu atau produk susu (sekitar tiga perempat cangkir susu), dikaitkan dengan penurunan berat badan rata-rata sebesar 4,5 kg selama 6 bulan.

"Minum susu dapat membantu menghentikan diet dan merasa lapar. Cara ini bisa menekan nafsu makan, dan meredam keinginan ngemil makanan manis," kata Ahli gizi di California Utara, Dr Douglas Husbands.

Selain itu, mereka yang yang terbiasa mengonsumsi segelas susu, mampu menghindari godaan mengonsumsi minuman bersoda. "Dengan minum susu, bisa meredam keinginan seseorang minum minuman bersoda. Minuman bersoda dianggap sebagai 'biang keladi' berat badan melonjak, karena kandungan gulanya yang tinggi. Jadi, segelas susu tentu lebih baik daripada mengonsumsi soda," kata Husbands.

Para ahli juga mengungkapkan, tingginya kalsium dan kadar vitamin D pada susu bebas lemak tak hanya membawa dampak positif dalam keberhasilan penurunan berat badan, tapi juga kesehatan tubuh lainnya. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, vitamin D juga dapat membantu melindungi tubuh terhadap diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan kanker.

Karena itu, pakar kesehatan menganjurkan agar tetap konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang, aktif dan minum susu bebas lemak tinggi kalsium dan vitamin D setiap hari. Tak hanya bikin langsing, tapi juga menjaga berat badan ideal.
• VIVAnews

Rabu, 15 September 2010

Perlu Penanganan Serius, Ledakan AIDS di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Ledakan kasus AIDS di Indonesia perlu penanganan serta penanggulangan lebih serius dari berbagi pihak."Terjadinya ledakan kasus AIDS di seluruh kota/kabupaten di Indonesia saat ini perlu ditangani lebih serius lagi," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, di Padang, Rabu.
Menurut dia, saat ini sebanyak 21.770 kasus AIDS terjadi di seluruh kota/kabupaten Indonesia. Kasus tersebut merupakan ancaman yang sangat serius."Kasus AIDS yang terjadi di seluruh kota/Kabupaten di Indonesia sebanyak itu dihitung hingga 30 Juni 2010," katanya.
Dia menambahkan, rata-rata penderita kasus AIDS tersebut berusia 20 tahun hingga 29 tahun mencapai 37,2 persen."Sedangkan penderita AIDS yang berusia 40 hingga 49 tahun hanya mencapai 11,8 persen saja,"katanya.
Dia mengatakan, dari kasus AIDS tersebut, jumlah perbandingan penderita AIDS laki-laki dan perempuan sebesar tiga berbanding satu."Saat ini sudah ada pergeseran pola penyebaran AIDS, penyebaran terbesar terjadi lewat hubungan seks, bukan lagi jarum suntik," katanya.
Menurutnya, jumlah penderita AIDS dari seluruh Indonesia yang terbanyak di Provinsi Papua diikuti daerah Bali, kemudian DKI Jakarta."Sedangkan penderita HIV yang dominan yakni DKI Jakarta mencapai 9.804, Jawa Timur mencapai 5.973,"katanya.
Dia menambahkan, penyadaran dan pendampingan terhadap penderita HIV/AIDS perlu terus ditingkatkan, agar jumlah mereka dapat diminimalkan."Minimal kita dapat memberikan konseling dan bimbingan terhadap mereka tentang pentingnya kesadaran untuk mau berobat secara teratur, dan menyebarkan hal itu kepada penderita lainnya," katanya.

Selasa, 14 September 2010

-Minal Aidin Walfaidzin- Waspada Penyakit Pasca-Lebaran

KOMPAS.com - Harus diakui rangkaian kegiatan di hari Lebaran, mulai dari mudik, bersilaturahim, hingga menyiapkan sajian untuk tamu, merupakan kegiatan yang bisa menguras energi. Ditambah lagi dengan konsumsi makanan yang berlebihan yang sesungguhnya merupakan musuh kesehatan, tak sedikit orang yang "tumbang" pasca-Lebaran. 

Menurut dr Ari F Syam, SpPD, ahli penyakit dalam dari FKUI-RSCM, minggu-minggu pertama pasca-Lebaran biasanya rumah sakit dan puskesmas akan ramai oleh masyarakat yang mengalami berbagai penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan atas, gangguan perut, hingga penyakit berat seperti stroke. "Pada dasarnya penyakit-penyakit pasca-Lebaran ini bisa dihindari," katanya.

Penyakit seputar Lebaran, urai dr Ari, pada umumnya terjadi karena seseorang kelelahan. Perjalanan pulang ke kampung halaman menjelang Lebaran memang sangat melelahkan, apalagi jika perjalanan jauh itu dilakukan oleh seseorang yang sedang berpuasa.

"Pada keadaan kelelahan karena kurang tidur, apalagi jika seseorang tersebut masih melakukan ibadah puasa selama perjalanan, hal ini bisa menurunkan daya tahan tubuhnya sehingga seseorang mudah sakit," kata dokter yang menjabat sebagai Ketua Bidang Advokasi PB.PAPDI ini.

Penyakit akibat kelelahan ini juga bisa dialami oleh orang-orang yang tidak mudik tetapi ditinggal mudik pengurus rumah tangganya. Ketiadaan PRT juga membuat banyak orang memilih membeli makanan di luar atau mengonsumsi makanan siap saji. Karena itulah, penyakit seputar gangguan perut, seperti sakit maag, tifus, atau diare kerap mendominasi ruang pemeriksaan dokter.

Agar tubuh tetap sehat setelah Lebaran, menjaga kebugaran tubuh perlu diperhatikan. Sepadat apa pun rencana kegiatan Anda, selalu cukupi kebutuhan tidur Anda agar stamina terus terjaga. Utamakan konsumsi makanan bergizi, seperti buah dan sayur, di sela hidangan yang bersantan atau daging. Di pagi hari sebelum beraktivitas, lakukan peregangan ringan. Bila perlu, konsumsi suplemen vitamin. Selamat ber-Lebaran.

Cegah Kanker dengan Cabai

Kandungan capsaicin pada cabai yang menimbulkan rasa pedas, dapat membunuh sel kanker.
Cabai ternyata bermanfaat untuk menyembuhkan kanker kulit. Studi terbaru menunjukkan, kandungan capsaicin dalam cabai menjadi terobosan baru dalam pengembangan obat kanker kulit.

Seperti dikutip dari laman Times of India, capsaicin, yang banyak dikonsumsi dalam makanan yang mengandung cabai, juga digunakan dalam krim topikal untuk menghilangkan nyeri.

Meski perannya dalam perkembangan penyembuhan kanker masih kontroversial, dari penelitian ini terungkap bahwa capsaicin mampu menginduksi apoptosis (kematian sel) pada sel kanker. Penelitian juga menunjukkan bahwa capsaisin dapat bertindak sebagai karsinogen.

Ann Bode dari Universitas Minnesota mengatakan bahwa temuan yang dipublikasikan dalam jurnal kanker 'Cancer Research' ini menjadi catatan penting dalam perkembangan penyembuhan kanker.

Penelitian ini mendukung studi sebelumnya di Inggris bahwa kandungan capsaicin pada cabai yang menimbulkan rasa pedas, dapat membunuh sel kanker tanpa merusak sel normal. Itulah mengapa kasus kanker di Meksiko dan India, yang masyarakatnya banyak mengonsumsi makanan pedas, lebih sedikit dibandingkan negara-negara Barat, yang masyarakatnya cenderung tidak suka makanan pedas.

Dua penelitian yang dilakukan tim dari Australia juga mengungkap, menambahkan cabai dalam setiap masakan bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Tidak hanya itu, makanan pedas juga bisa menstabilkan kadar insulin dalam darah.

Dalam takaran yang tidak berlebihan, makanan pedas bahkan bermanfaat untuk kesehatan lambung. Demikian hasil studi yang dilakukan tim peneliti dari Hungaria. Capsaicin bisa mengurangi asam lambung dan berfungsi sebagai antiinflamasi.

Jadi, mulailah menyisipkan makanan pedas dalam menu harian Anda secara berkala. Tetapi ingat, jangan konsumsi cabai secara berlebihan _VIVAnews_

Kamis, 02 September 2010

STANDAR MINIMAL PROMOSI KESEHATAN & PSM DALAM PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA DAN PENANGANAN PENGUNGSI


Promosi Kesehatan
Banyak masalah kesehatan atau kejadian penyakit sebenarnya dapat
ditanggulangi atau dicegah bila kita memperhatikan aspek perilaku, baik
menyangkut perilaku sehubungan dengan lingkungan maupun perilaku
sehubungan dengan gaya hidup (sosial budaya).
Di daerah yang mengalami bencana atau konflik atau pengungsi memungkinkan
terjadinya pergeseran bahkan perubahan perilaku dari yang tadinya berperilaku
positif terhadap kesehatan berubah menjadi negatif terhadap kesehatan
sehingga muncullah beberapa masalah atau penyakit berkaitan dengan
kesehatan sebagai akibat kondisi lingkungan dan gaya hidup (sosial
budaya) yang tidak kondusif. Agar perilaku masyarakat di daerah gempa atau
konflik atau pengungsi tetap kondusif terhadap kesehatan, maka dibutuhkan
standar minimal promosi kesehatan dalam rangka penanggulangan bencana
atau konflik atau pengungsi khususnya berkaitan dengan perilaku positif
yang mendukung kesehatan sehingga kejadian penyakit di daerah bersangkutan
dapat ditanggulangi atau dicegah.
Materi promisi Kesehatan
Materi promosi kesehatan disesuaikan dengan permasalah atau kejadian
penyakit yang biasa ada di daerah gempa atau konflik atau pengungsi. Kejadian
penyakit yang biasanya ada didaerah tersebut adalah penyakit diare, gizi buruk,
ISPA dan penyakit kulit. Kemungkinan lainnya adalah penyakit campak, malaria,
demam berdarah.
Aspek perilaku yang kerkaitan dengan penyakit tersebut antara lain : membuang
sampah dan kotoran tidak pada tempatnya, meminum air yang tidak di masak,
tidak pernah mandi, pertukaran pakaian yang sembarangan, pakaian tidak
pernah ganti, anak tidak terpenuhi gizinya, anak tidak sempat diimunisasi, dll.
Promosi kesehatan ada 3 yaitu :
1) Pemberdayaan adalah promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran
primer sehingga sasaran primer berdaya di bidang kesehatan minimal 1
minggu sekali .
2) Dukungan suasana adalalh promosi kesehatan yang ditujukan kepada
sasaran sekunder sehingga sasaran tersebut kondusif atau mau
mendukung dan menyebarluaskan informasi kesehatan kepada sasaran
primer minimal 1 angkatan (20 orang)
3) Dukungan kebijakan adalah promosi kesehatan yang ditujukan kepada
sasaran tertier (pengambil keputusan) sehingga memperoleh dukungan
kebijakan atau sumber daya dalam rangka mengatasi permasalahan yang
ada setiap bulan sekali.
Sasaran dalam promosi kesehatan di bagi tiga yaitu :
1) Sasaran primer adalah sasaran yang akan kita ubah perilakunya.
2) Sasaran sekunder adalah sasaran yang mendukung sasaran primer dalam
merubah perilaku.
3) Sasaran tertier adalah sasaran yang menunjang sasaran primer dan
sekunder dalam rangka meminta dukungan kebijakan dan sember daya.